Advertise

Sabtu, 15 Oktober 2011

Waspada On Line Medio April 2011

MEDAN - Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan, kasus diabetes mellitus (DM) tipe 2 mengalami peningkatan cukup pesat di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Saat ini, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 8,4 juta jiwa dan akan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030.
“Kondisi ini telah menjadikan Indonesia berada di urutan empat jumlah penderita diabetes di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat,” kata Direktur Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi (KSGH) Rasyida, Harun Rasyid Lubis.

Selain itu, lanjut Harun, hasil survei Kementerian Kesehatan dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia sudah mencapai di atas 30 persen dari jumlah penduduk dewasa.

Meningkatnya jumlah kasus diabetes dan hipertensi tersebut tidak terlepas dari pola hidup masyarakat yang kerap mengkonsumsi jenis makanan cepat saji (fast food) serta enggan melakukan aktivitas olahraga secara teratur.

Dampak selanjutnya, para penderita diabetes dan hipertensi tersebut berpotensi mengalami kerusakan ginjal. Jika ginjal sudah mengalami kerusakan lebih dari tiga bulan, maka kerusakan selanjutnya tidak bisa dihindari lagi sehingga penderitanya harus menjalani terapi cuci darah.

“Penyakit gagal ginjal ini tidak memiliki gejala awal yang khas. Akibatnya, banyak kasus gagal ginjal yang ditemukan setelah ginjal pasien tersebut sudah mengalami kerusakan sekitar 10 hingga 60 persen. Padahal, kerusakan ginjal hanya 10 persen saja, sudah dianjurkan untuk cuci darah,” tambah.

Menurut Harun, setidaknya ada 700-800 kasus gagal ginjal yang ditemukan di Kota Medan. Bahkan, penyakit gagal ginjal ini tidak hanya diderita kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), tetapi sudah dialami kelompok usia muda. “Baru-baru ini, kita menemukan kasus gagal ginjal pada seorang wanita berusia 23 tahun,” tambahnya.

Terkait dengan Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day), kata Harun, KSGH Rasyida melaksanakan bakti sosial pemeriksaan ginjal gratis untuk masyarakat. Kemudian, digelar acara syukuran karena KSGH Rasyida telah berdiri selama 15 tahun dan sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008.

Acara syukuran yang digelar di KSGH Rasyida Jln. DI Panjaitan No. 144 Medan baru-baru ini, turut dihadiri Pj. Gubsu Gatot Pujonugroho, Walikota Medan Drs. H. Rahudman Harahap, Wakil Walikota Drs. Dzulmi Eldin, Sekda, Kadis Kesehatan, mantan Walikota Medan Drs. Abdillah, Ak, MBA dan pejabat lainnya.

Harun menjelaskan, KSGH Rasyida didirikan pada 10 November 1995 berkat dukungan alm. Raja Inal Siregar dan dr. Masrul Siregar yang saat itu menjabat sebagai Gubsu dan Kakanwil Depkes Sumut. Kemudian KSGH Rasyida diresmikan oleh Ketua DPRDSU M. Effendi Ritonga dengan kapasitas lima mesin cuci darah dan lima tempat tidur. Kini, KSGH Rasyida telah memiliki 30 mesin cuci darah dan 30 tempat tidur.

Editor: PRAWIRA SETIABUDI
(dat01/waspada)

0 komentar :

Posting Komentar

Terimakasih telah memberikan komentar terbaik Anda..