dr.Widodo Adi Prasetyo |
Oleh : dr. Widodo Adi Prasetyo
Pasien yang menjalani terapi
hemodialisis harus dilakukan penyesuaian diet. Diet yang berimbang diperlukan
untuk tetap menjaga kondisi yang baik ketika ginjal tidak berfungsi normal. Untuk
mempertahankan kondisi tersebut, pasien harus mengkonsumsi jenis dan jumlah
makanan yang tepat setiap hari. Pasien diharapkan mendapatkan asupan protein,
kalori, cairan, vitamin dan mineral yang cukup sesuai kebutuhan tubuh. Diet
yang baik untuk pasien dialisis adalah kecukupan dalam asupan protein,
kecukupan kalori, rendah kalium, rendah natrium, rendah fosfor dan cairan yang
terkontrol.
Pengaturan diet harus diberikan
dalam jangka panjang, sehingga ada kemungkinan pasien sulit mematuhinya yang
akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dari pengaturan diet tersebut. Ketidakpatuhan
pasien terhadap diet telah menjadi masalah serius yang di hadapi tenaga
kesehatan profesional. Ketidakpatuhan terhadap diet dapat menyebabkan terjadinya
berbagai masalah, diantaranya adalah anemia akibat kurang cukupnya asupan
nutrisi yang mendukung pembentukan hemoglobin, malnutrisi akibat kurangnya
asupan protein, timbulnya gejala sesak nafas dan edema paru akibat asupan
cairan berlebih, serta timbul gejala lainnya.
Terdapat perbedaan pemberian
asupan protein pada pasien penyakit ginjal kronis pada saat sebelum menjalani
hemodialisis dan sesudah menjalani hemodialisis. Pada pasien penyakit ginjal
kronis sebelum menjalani hemodialisis dianjurkan untuk membatasi asupan
protein, sedangkan pada pasien penyakit ginjal kronis sesudah menjalani
hemodialisis dianjurkan untuk meningkatkan asupan protein. Ketidaktahuan pasien
hemodialisis akan informasi ini membuat para pasien tersebut ragu akan makanan
apa yang dapat dikonsumsi maupun tidak dapat dikonsumsi. Hal ini yang dapat
menyebabkan kondisi pasien menjadi menurun dan cenderung terjadi suatu
malnutrisi.
• Membantu memberikan energi yang optimal untuk beraktivitas
• Membantu meningkatkan berat kering
• Membantu membangun otot dan jaringan tubuh
• Mencukupi
kebutuhan zat gizi sesuai
kebutuhan perorangan agar status gizi optimal
• Menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit
Kalori berasal dari semua makanan yang dikonsumsi. Fungsi kalori diantaranya sebagai
sumber energi tubuh dan membantu protein untuk membangun massa otot. Kebutuhan
kalori setiap individu berbeda sesuai
dengan berat badannya. Konsumsi makanan sesuai kebutuhan tubuh agar terhindar dari kehilangan berat badan.
Kebutuhan kalori:
30-35 kkal/kg BB/hari.
Cara menghitung berat ideal tubuh:
IMT : BB (kg)
TB2 (m2)
IMT
|
KATEGORI
|
< 18.5
|
Berat badan kurang
|
18.5 – 22.9
|
Berat badan normal
|
≥ 23
|
Kelebihan berat badan
|
23 – 24.9
|
Berisiko menjadi obes
|
25 – 29.9
|
Obes I
|
≥ 30
|
Obes II
|
Kategori
Indeks Massa Tubuh
Sebelum hemodialisis, pasien penyakit ginjal kronik
dianjurkan untuk membatasi asupan
protein untuk memelihara fungsi ginjal yang tersisa. Sesudah hemodialisis, pasien penyakit
ginjal kronik dianjurkan meningkatkan
asupan protein
Fungsi protein:
·
Membentuk
otot
·
Pertahanan
terhadap infeksi
·
Memperbaiki
jaringan tubuh yang rusak
·
Menjaga
kadar albumin darah tetap stabil
·
Mengganti
asam amino yang hilang saat dialisis
Sumber protein hewani diantaranya ayam, telur, daging, ikan,
udang, sedangkan sumber protein nabati diantaranya kacang kedelai (tahu,
tempe). Makanan yang memiliki kandungan protein tinggi biasanya memiliki
kandungan fosfor yang tinggi.
Kebutuhan protein : 1
- 1.2 gr/kg BB/hari
Air adalah suatu
zat berwujud cair pada suhu ruangan. Agar tidak terjadi penumpukan cairan di
tubuh maka jumlah asupan air yang dikonsumsi harus seimbang dengan pengeluaran.
Jumlah
air / hari : 500 ml + jumlah urin 24 jam
Natrium adalah
mineral yang diperlukan tubuh. Menkonsumsi natrium banyak dapat menimbulkan
rasa haus dan menyebabkan bertambahnya konsumsi air. Kadar normal natrium dalam darah yaitu 135 – 145 mEq/L. Gejala yang
timbul jika kelebihan asupan air dan natrium pada pasien hemodialisis
diantaranya bengak di sekitar mata, tangan atau kaki, perut membesar (ascites),
kenaikan berat badan (berat air), Kenaikan tekanan darah serta sesak nafas.
Jumlah
konsumsi natrium : 2,5 gr /hari
Kalium merupakan
mineral penting lain yang terdapat dalam makanan yang dibutuhkan Fungsi Kalium diantaranya membantu kerja otot
dan jantung dan membantu kerja sel saraf
. Kadar kalium yang kurang maupun lebih
dapat membahayakan. Ginjal normal akan membuang kelebihan kalium, namun pada
fungsi ginjal yang menurun dapat terjadi akumulasi kalium dalam darah. Dampak
yang timbul jika kelebihan asupan kalium pada pasien hemodialisis jantung berdebar, henti jantung , maupun kematian. Kadar normal kalium darah yaitu
3,5 – 5 mEq/L
Jumlah
konsumsi kalium : 1.6 – 2.8 gr /hari
-
Kupas buah
dan sayur, potong tipis, lalu cuci dengan air mengalir
-
Letakkan
dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai terendam (sebanyak 10 kali jumlah
bahan makanan)
-
Rendam
selama ± 2 jam
-
Angkat dan
bilas dengan air mengalir
Cara mengontrol
kadar kalium diantaranya membatasi
konsumsi makanan tinggi kalium, perhatikan
porsi makanan yang mengandung kalium serta membaca label kandungan pengganti garam. Tips membatasi konsumsi
kalium diantaranya fokus membatasi
makanan dengan kadar kalium
tinggi, membatasi susu
dan produk susu (cukup 1 cangkir
per hari), batasi kalium dengan beralasan dan jangan mengkonsumsi buah
berlebihan dalam 1 hari
Kalsium merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membangun massa tulang. Salah satu gajala kekurangan kalsium, timbul gejala nyeri sendi ataupun tulang. Penyebab kekurangan kalsium diantaranya asupan kalsium yang tidak adekuat, penyerapan di usus yang tidak baik yang dikarenakan hormon kalsitriol menurun, serta kadar fosfor yang tinggi. Kadar normal kalsium darah : 8.5 – 10.5 mEq/l
Jumlah
konsumsi kalsium : 1 – 1.5 gr /hari
Fosfor Fosfor merupakan mineral tubuh yang terdapat di dalam tulang dan gigi. Fosfor dan kalsium mempunyai hubungan yang sangat erat.Konsumsi fosfor yang tinggi akan berdampak pada penarikan kalsium dalam tulang yang bisa membuat tulang menjadi rapuh. Kadar fosfor yang tinggi bisa berdampak pada pengapuran di berbagai tempat di tubuh (sendi, pembuluh darah, kulit). Asupan protein berhubungan dengan asupan fosfor. Agar obat pengikat fosfor bekerja optimal, maka harus diminum bersamaan dengan makan. Kadar normal fosfor darah : 3.0 – 5.5 meq/l
Jumlah
konsumsi fosfor : 0.8 – 1.2 gr /hari
• Mual : makanlah makanan dengan porsi sedikit
tapi sering, serta kunyah
makanan secara perlahan
• Susah buang air besar : konsumsi sayur – sayuran dengan
pengolahan yang tepat
• Rasa haus :
kurangi konsumsi garam (asin), makan permen asam, mengulum es
• Perut terasa penuh :
makan dalam jumlah kecil,
prioritas sumber lauk pauk
• Nafsu makan menurun :
pertajam rasa makanan dengan berbagai bumbu
DOKUMENTASI SEMINAR AWAM
Ketua Panitia : dr. Saddam Emir Pratama memberikan kata sambutan |
Wakil Direktur Klinik Rasyida dr.Syaiful M.Stitompul memberi kata sambutan |
dr.Widodo Adi Prasetyo sebagai pemateri diet pada pasien gagal ginjal |
pemberian cendera mata bagi peserta seminar awam |
pemberian cendera mata oleh Manager Medir dr.Riri Andri Muzasti,MKed,SpPD |
Panitia Seminar Awam Tahun 2016 |
0 komentar :
Posting Komentar
Terimakasih telah memberikan komentar terbaik Anda..