Advertise

Senin, 02 April 2012

GIZI PADA LANSIA (LANJUT USIA) DENGAN HIPERTENSI


dr.Muhammad Irfan Lubis
Menjadi lansia secara alami akan dialami oleh setiap orang. Prosesnya tidak dapat dihindari, dicegah atau ditolak, kecuali bagi mereka yang ditakdirkan meninggal pada usia muda.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15 sampai 20 persen. Hal ini terutama disebabkan berkurangnya massa otot. Disamping itu, aktivitas (kerja, olah raga) yang dilakukan oleh lanjut usia umumnya menurun.
BATASAN USIA LANSIA
Batasan  lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun

Menurut Durmin : Young ederly (65-75 tahun), older elderly (75 tahun)
Munro dkk : older elderly dibagi 2, usia 75-84 tahun dan 85 tahun
M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 tahun
Menurut usia pensiun : usia diatas 56 tahun
WHO : usia pertengahan (45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat  tua (>90)

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.

STATUS GIZI PADA USIA LANJUT
·    Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
· Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
· Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
·      Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
·         Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas
·        Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
·         Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
·         Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
·         Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
·         Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan menjadi kurang gizi
·         Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang gizi
·         Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas fisiologis tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun. Dibandingkan dengan usia dewasa, kebutuhan gizi lansia umumnya lebih rendah karena adanya penurunan metabolisme basal dan kemunduran lain seperti diuraikan di atas.
Proses penuaan secara fisiologis membawa konsekuensi terhadap perubahan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler, antara lain terjadinya penyakit hipertensi. Hipertensi pada lansia diharapkan bisa dikendalikan melalui pengaturan pola makan atau diet yang tepat, sehingga hipertensi dapat terkontrol dan dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi tersebut dapat diminimalisasi. Namun fakta dilapangan menunjukkan gejala yang sebaliknya. Masyarakat belum memahami cara pengaturan diet dan pola makan (diet) yang tepat, sehingga kasus hipertensi bukannya berkurang, tapi justru semakin meningkat, bahkan bisa timbul kasus lain yang justru dapat memperberat hipertensi seperti malnutrisi yang terjadi akibat pembatasan makanan berlebihan untuk mencegah hipertensi.

A. Kandungan Gizi Yang Diperlukan Lansia
1. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat adalah penyedia energi. Pada lansia konsumsi gula dibatasi karena:
a. Gula tidak mengandung gizi kecuali zat tenaga. Sedangkan             pada lansia konsumsi zat- zat  gizi lain seperti vitamin, protein dan mineral diutamakan untuk mencegah proses

 penurunan fungsi tubuh.
b. Gula cepat diserap (absorpsi) sehingga mengakibatkan perubahan kadar gula darah dan  memungkinkan terjadinya obesitas (kegemukan) dan diabetes.
Makanan yang boleh: Beras, kentang, singkong, terigu, gula yang diolah tanpa garam  seperti  macaroni, mie, biscuit dll.

Makanan yang sebaiknya dihindari : Roti, biscuit dan kue yang dimasak dengan garam      dapur.

2. Protein


Fungsi dari protein sebagai zat pembangun dari sel tubuh.
Pada lansia sebaiknya memilih daging unggas-unggasan daripada daging sapi atau kambing dan hendaknya tidak makan lebih dari 2 potong daging perharinya.
Makanan yang boleh: daging, ikan telur dan susu, semua kacang-kacangan dan sayuran.
Makanan  yang sebaiknya dihindari: ikan asin, keju, kornet, ebi, telur asam, pindang, dendeng, udang, kacang tanah dan sayuran yang dimasak/ diawetkan dengan garam dapur.

3. Lemak

Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, membentuk tekstur makanan dan memberi rasa kenyang yang lama. Lemak juga berfungsi sebagai cadangan energi.
Pada lansia lemak sebaiknya dibatasi , mengingat:
a.Berkurangnya aktifitas tubuh sehingga kebutuhan energi juga menurun.
b.Berkurangnya produksi enzim mengakibatkan pencernaan lemak tidak sempurna, sehingga  membebani usus dan lambung yang akan mengakibatkan gangguan pada usus.

c.Lemak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi memicu penyakit jantung dan  pembuluh darah.

d.Kelebihan lemak akan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk timbunan lemak yang menyebabkan kegemukan.

e. Cenderung mengakibatkan kanker usus.
f. Makanan yang boleh: minyak margarine dan mentega tanpa garam.
g. Makanan yang yang sebaiknya dihindari: margarine dan mentega biasa

4. Vitamin

Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metabolisme, mempertahankan fungsi jaringan tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan jaringan.
Pada lansia,  vitamin sangat penting, terutama vitamin B1 agar tubuh selalu bugar. Contoh makanan: beras merah.
Makanan yang boleh: semua buah yang tidak diawetkan dengan garam/ soda.
Makanan yang sebaiknya dihindari: durian, buah-buahan yang diawetkan dengan garam,  dan soda, kopi dan coklat.

5. Mineral dan Air
Fungsi dari mineral yaitu pembentukan jaringan tubuh, memelihara keseimbangan asam basa dll. Pada lansia, kalsium sangat penting karena , terutama lansia wanita mudah terjadi osteoporosis akibat menopause. Contoh makanan yang tinggi kalsium adalah susu, ikan yang dimakan dengan tulangnya , sayuran hijau, kedelai dan rumput laut.

Lansia hendaknya minum 6-8 gelas sehari mengingat fungsi ginjal menurun dan melancarkan BAB.
Lansia hendaknya mengurangi natrium dengan cara membatasi garam dapur.


6. Serat
Serat tidak dapat dicerna, maka serat tidak mengandung gizi tetapi tetap dibutuhkan untuk mencegah sembelit, wasir, kanker usus, penyakit jantung dan kegemukan bila

kekurangan serat.



Serat ada 2 jenis:
a. Larut dalam air yang berfungsi mengikat kolesterol
b. Tidak larut dalam air yang berfungsi melancarkan BAB.
B. Petunjuk Penggunaan Garam Untuk Penderita Hipertensi

Gambar : Garam
Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:
a.       Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi
       berat dianjurkan untuk tidak menambahkan garam  

       dapur dalam makanan.
 b.   Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita  hipertensi sedang (100-114 mmHg).

       Garam dianjurkan ¼ sendok the garam dapur.
 c.   Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole kurang dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.




C. TIPS Pemberian Makanan Bagi lansia Dengan Hipertensi
a. Hendaknya lansia makan dengan porsi kecil tapi sering
b. Makanlah makanan yang mudah dicerna
c. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, goreng-gorengan dll.
d. Makan makanan yang lembek untuk lansia yang kondisi giginya kurang baik.


Medan, 02 April  2012, Oleh dr. Muhammad Irfan Lubis




1 komentar :

Posting Komentar

Terimakasih telah memberikan komentar terbaik Anda..